MENELISIK JALAN PEMBELAJARAN DALAM PANDEMI COVID-19 Karya H. Warnita (Finalis Esai 2021-Kabupaten Indramayu)

             Pembelajaran bermakna sangat diharapkan pada saat ini dan memiliki peranan yang penting dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai hasil pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional salah satunya pembentukan karakter peserta didik yang memiliki kepribadian unggul dan siap menghadapi tantangan di era digital 4.0.

Kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini menghadapkan kita pada peranan setiap individu yang diharapkan memiliki kemampuan personal untuk siap beradaptasi dan mampu menggunakan teknologi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Adaptasi Teknologi dapat memberikan pemahaman terutama mendapatkan cara untuk bisa menggunakan dan mengaplikasikannya.

Guru memiliki peranan strategis dalam dunia pendidikan, sebagai konsultan belajar dan berpusat pada peserta didik guru diharapkan mampu mengambil bagian dalam pembelajaran yang bermakna. Kesmpatan memiliki peranan menjadi seorang guru tidaklah mudah melainkan memerlukan sebuah proses yang cukup panjang dan mungkin melelahkan, namun kesabaran dan itikad baik bahwa guru bekarya tanpa henti, berbakti untuk negeri, dari meja guru untuk negeri.

Hambatan dan tantangan menjadi seorang guru bukan hanya dari kemampuan dirinya semata, namun banyak hal yang harus mendapatkan sebuah perpaduan atau kolaborasi semua pihak yang bergerak dan berjuang dibidang pendidikan. Kompetensi seorang guru yang memiliki visi adaptif dalam segala kondisi darurat termasuk sekarang ini kita harus bisa menghadapi permasalahan dan hambatan pada masa sulit

 Kita sedang menghadapi pandemi covid-19 yang bisa menguras tenaga dan pikiran untuk terus berjuang dalam menghadapinya. Coronavirus disease (Covid-19) inilah merupakan wabah penyakit yang sedang berdampingan dengan kita khusunya dunia pendidikan. Kita diharapkan mampu menangkal dan menghadapinya dengan sebuah adaptasi kebiasaan baru dalam menangani virus ini.

Peranan guru dalam pembelajaran sangat diharapkan mampu memberikan pembelajaran penanganan-penanganan melonjaknya wabah ini dengan menghadirkan solusi terbaik bagi dunia pendidikan karena guru memegang peranan penting dalam pembelajaran yang bisa berinovasi dan berkolaborasi dengan orang tua pada saat kondisi khusus ini. Sebuah kondisi yang penuh tantangan yang akan dihadapi oleh semua satuan pendidikan.

Menunggu kebijakan yang masih memerlukan regulasi yang cukup berhati-hati, namun guru harus tetap memahami situasi dan kondisi saat ini. Sisi lain tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan pembelajaran yang mengharuskan guru untuk berjuang dalam pembentukan karakter peserta didik yang memiliki sikap spiritual, sikap sosial, pengetahun, dan keterampilan yang termaktub dalam kurikulum 2013.

Sementara negara kita sedang dihadapkan pada pandemi covid-19 yang sangat mengkhawatirkan disebabkan bukan hanya di Indonesia wabah pandemi ini sampai ke penjuru dunia yang berawal dari kota Wuhan, China. Pembelajaran masa pandemi covid-19 penulis mencoba membagi beberapa bagian pembelajaran masa pandemi covid-19 ini sebagai pengalaman yang sangat berharga dan mungkin bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Pembelajaran masa pandemi covid-19 terbagi menjadi 2 bagian :

1.      Masa Pembelajaran Sebelum Covid-19

Pembelajaran normal merupakan pembelajaran yang penuh dengan hiruk pikuk aktivitas orang tua, peserta didik, guru, dan yang lainnya. Kehidupan berjalan dengan kegiatan setiap individu yang melaksanan aktivitas rutin atau rutinitas yang memberikan semangat dan energi positif bagi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pembelajaran yang tersusun dan terjadwal normal dalam kurikulum 2013 sepertinya tidak mengalami hambatan dan hanya mengembangkan sentuhan inovasi pembelajaran agar lebih baik lagi. Peranan pembelajaran sangat diharapkan mampu mengubah perilaku manusia agar terciptanya sumber daya manusia yang mumpuni dan bisa beradaptasi pada era digital 4.0 ini.

Pembelajaran masa ini memberikan sebuah gambaran pendidikan yang sangat pesat kemajuannya dengan dibarengi kemampuan guru-guru muda yang energik dan berwawasan luas serta berfikir global. Peranan guru muda diharapkan mampu berkolaborasi dengan guru-guru terdahulu sehingga menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan dan kemajuan jaman.

Dunia dalam genggaman itulah yang mungkin bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi diberbagai bidang. Pengaruh kemajuan teknologi berdampak pada kebiasaan masyarakat yang mampu mengaplikasikan berbagai gawai seperti handphone yang sederhana hingga yang sudah mendapatkan sentuhan teknologi modern dengan handphone androidnya.

Hampir semua orang bisa menggunakan handphone dari kalangan menengah kebawah hingga orang yang memiliki penghasilan yang tinggi. Seiring dengan hal tersebut peranan pendidikan diharapkan dapat mengambil bagian agar generasi mendatang bukan hanya mampu menggunakannya, namun bisa menggunakannya dengan cara yang sehat dan dinamis.

Peranan pembelajaran tidak lepas dari seorang guru yang bisa memberikan pemahaman dan pengertian dalam implementasi teknologi agar peserta didik bisa menggunakannya dengan baik, benar, dan sehat demi terwujudnya sumberdaya manusia yang unggul, terdidik, dan memiliki kepribadian yang sangat diharapkan oleh orang tuanya.

Pengelolaan sekolah melalui kurikulum satuan pendidikan yang telah deberikan secara otonomi sekolah yang seluas-luasnya dilakukan oleh satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran dengan memperhatikan rambu-rambu kebijakan pendidikan yang telah mendapatkan regulasi yang baik .

Dalam trend positif bahwa satuan pendidikan diberikan seluas-luasnya untuk menyelenggarakan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang dimilikinya serta mendapatkan sentuhan dari tenaga pendidik untuk mendapatkan sebuah inovasi dalam pembelajaran melalui media pembelajaran seperti : Video Pembelajaran, Fasilitas Wifi Sekolah, Laptop, dan bantuan afirmasi berupa Gadget dan Handphone yang dimiliki guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Seperti yang dikemukakan oleh  Sutrisno (2007) menegaskan bahwa otonomi yang telah diberikan kepada satuan pendidikan untuk mengelola sekolah, berinovasi dalam pengembangan kurikulum  beserta model-modelnya dalam pembelajaran dengan seluas-luasnya dan sebaik-baiknya.

 

2.      Masa Pembelajaran Selama Covid-19

Masa pembelajaran yang kedua adalah pembelajaran saat pandemi covid-19, kita dihadapkan pada hambatan atau kondisi khusus atau kondisi darurat dalam melakukan pengembangan kurikulum dan pembelajaran dengan segala regulasi kebijakan dari pemerintah melalui SKB 4 kementerian setelah Indonesia mengalami Wabah Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang semakin meluas kepeloksok negeri.

Pemberlakuan Isolasi Mandiri selama 14 hari dengan diam di rumah dengan pemberlakuan pekerjaan bagi pelayan publik dengan menerapkan Work From Home (WFH) yang berimbas kepada satuan pendidikan termasuk guru. Pemberlakuan tersebut terus bergulir dengan semakin merambahnya wabah pandemi covid-19 dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga selain bekerja dari rumah ditambah lagi dengan Work From Office (WFO) yang berdampak juga kepada pembelajaran disetiap satuan pendidikan.

Pembelajaran dihadapkan pada sebuah kegaduhan pembelajaran dimasa-masa sulit, terutama satuan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada untuk mengharuskan kepala sekolah dan guru terus melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang tepat tanpa harus menghilangkan makna dalam pembelajaran.

Berikut inovasi pembelajaran yang dilakukan sepanjang masa pandemi covid-19 yang sudah dilaksanakan dengan segala hambatan dan tantangannya :

a.      Pembelajaran Luring (Penugasan)

Sebuah opsi pembelajaran yang harus diberikan dan diterapkan pada satuan pendidikan disemua jenjang dengan sentuhan tatap muka, namun hanya dilakukan dalam pemberian penugasan dengan sarana yang dimilikinya, namun tidak menyurutkan pembelajaran yang penuh permasalahan seperti ikan dalam air yang keruh untuk terus berjalan melakukan pembelajaran.

Satuan pendidikan di kota-kota mungkin cukup mudah untuk melaksanakan dengan inovasinya, namun kami yang berada dipedesaan yang jauh dari fasilitas terutama buku pelajaran yang masih terbatas dan hanya bisa dilakukan berkelompok dengan pembelajaran home visitnya yang berbaur dengan masyarakat terutama orang tua peserta didik.

Kolaborasi pembelajaran luring masih terus membebani orang tua peserta didik setelah diberikan penugasan dengan segala hingar-bingar permasalahan pembelajaran dengan latar belakang pendidikan orang tua peserta didik yang berbeda. Banyak berhamburan keluhan orang tua dengan segala kepanikannya yang harus membimbing anak untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya untuk diselesaikan.

Dalam aktivitas belajar dirumah dengan hambatan yang berbeda, saat itulah orang tua yang semula membiarkan anak-anaknya belajar bersama guru disekolah pada akhirnya banyak orang tua yang mengeluh dan menyayangkan kegiatan pembelajaran ini. Dengan penerapan system modul menggunakan buku tema siswa pada jenjang sekolah dasar banyak orang tua yang tidak mengerti dan pada akhirnya orang tua mulai menerima sebuah permasalahan dengan anaknya, apalagi yang memiliki anak lebih dari satu dan sekolahnya sama satu jenjang pada sekolah dasar. Disinilah orang tua terus mengeluhkan pembelajaran luring (penugasan) yang diberikan oleh guru kelasnya masing-masing. Sisi lain banyak juga guru menyayangkan hal ini, namun apa hendak dikata kebijakan pemerintah yang melarang pembelajaran tatap muka di sekolah untuk melakukan pembelajaran, juga memberikan sebuah permasalahan baik peserta didik, orang tua, dan guru.

Terdapat keluhan yang disampaikan oleh guru kepada orang tua: “satu orang saja  diajar oleh orang tua mengalami kesulitan bahkan mengalami stresing apalagi kami yang mengajar lebih dari sepuluh hingga tiga puluh anak” namun pada hakikatnya guru juga mengalami kesulitan hendak melakukan tatap muka tidak diperbolehkan, jika ini dibiarkan terus menerus anak akan kehilangan dalan proses belajar atau learning loss.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menanggapi permasalahan dilapangan dengan menggulirkan program-program seminar onlinenya dengan para guru dan praktisi pendidikan melalui weibinar, atau menonton youtube, TV Edukasi dan opsi pembelajaran daring yang menggunakan android seperti Ruang Guru, Rumah Belajar, dan lainnya.

Melalui webinar-webinar yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan media-media online yang bisa menyelenggarakan webinar bagi guru dan kepala sekolah yang diharapkan mampu memberikan inovasi pembelajaran masa pandemi covid-19 ini.

Dalam kurun waktu satu tahun semua komponen pemerhati pendidikan melakukan webinar online dengan gratis bahkan bersertifikat gratis dalam rangka pemberian pembelajaran terhadap guru yang memegang peranan penting dalam pembelajaran, sisi lain dengan keterbatasannya guru mulai menerapkan system tersebut dengan quota mandiri, bahkan bantuan dari kementerian juga diberikan kepada guru.

b.      Pembelajaran Blended Learning (Campuran)

Inovasi pembelajaran merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya agar terciptanya suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan yang terpenting adalah bermakna. Pilihan metode pembelajaran masa pandemi covid-19  dengan blended learning  untuk menjawab opsi tambahan setelah luring (penugasan).

Pada masa pembelajaran ini guru bekerja dengan ekstra atau bekerja ganda dengan luring dan daringnya yang telah ditetapkan oleh kurikulum 2013 kondisi khusus. Perjalanan pembelajaran ini masih dirasa oleh guru masih kerepotan walaupun sudah kolaborasi dengan orang tua dengan mengumpulkan nomor handphone orang tua atau keluarga terdekatnya.

Pembelajaran daring dijalankan pertama kalinya dengan WhatsApp Group (WAG) dengan materi bisa didapatkan dengan video pembelajaran yang diperoleh dari youtube ataupun membuat sendiri dengan cara yang sangat sederhana. Dari pembelajaran luring penugasan kemudian bisa disampaikan dengan memoto tugas yang sudah dikerjakan.

Ada cerita yang lucu, ketika pembelajaran online melalui WAG beberapa hal ditemukan yakni: ada yang belum mandi, ada orang tuanya yang zoom, ada yang lagi masak, ada anak yang lagi kebingungan dan masih mengantuk, ada yang baru memanggil anaknya, adapula yang dipaksa-paksa zoom oleh orang tuanya.

Berfikir positif itulah yang harus di terima oleh seorang guru dalam pembelajaran daring pertama kalinya, sambil tersenyum kemudian guru mulai menyapa kepada orang tua dan peserta didik. Itulah kondisi pembelajaran sebagai hikmah dimasa pandemi covid-19. Membuat RPP daring yang dibuat dan difoto kemudian dikirimkan ke WAG untuk dibaca dan dipahami oleh orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran.

Namun masih ada yang belum sama sekali aktif tapi tetap pembelajaran harus diteruskan sebagai tugas mulia, guru bekerja dengan hati agar pembelajaran berjalan dengan optimal.

c.       Pembelajaran Daring (Sinkron dan Asinkron)

Ketika Pembelajaran dihentikan total oleh pemerintah seiring dengan wabah pandemi semakin meluas dipeloksok negeri sehingga pembelajaran harus dilakukan dalam jaringan (daring) murni. Guru sebagai pemegang pembelajaran saat ini suka atau tidak suka harus bisa berinovasi dalam pembelajaran masa daring total dengan harapan guru bisa menjalankannya dengan baik dan penuh semangat.

Pembuatan rancangan pembelajaran daring total ini, guru diharapkan bisa membuat inovasi pembelajaran baik secara manual yang diunggah untuk dikerjakan oleh peserta didik. Melalui daring sinkron dan asinkron ini pembelajaran diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar.

Daring Sinkron, pada pembelajaran daring ini peserta didik diharapkan bisa mengerjakan tugas melalui Google Classroom  yang berisi materi pembelajaran dan tugas-tugas secara langsung dapat dinilai oleh guru baik berupa quis ataupun isian/essay.

Daring Asinkron, pada pembelajaran daring ini peserta didik diharapkan bisa mengunggah tugas-tugas berupa gambar atau tulisan kemudian dapat dinilai oleh guru. Daring asinkron ini bisa dikerjakan kapan dan dimana saja. Fleksibelitas pembelajaran tetap harus terkirim supaya mendapatkan nilai dari guru, namun ada juga sampai saat ini belum ada yang mengunggah tugasnya.

d.      Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas

Saat learning loss atau kehilangan pembelajaran terutama materi yang belum tersampaikan kepada peserta didik, muncul ada kekhawatiran pemerhati pendidikan dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan survey melalui dapodikdasmen tentang kesiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau Belajar Dari Rumah (BDR) dengan tujuan diharapkan semua satuan pendidikan memilih pembelajaran yang relevan dengan kondisi sekolah masing-masing.

Satuan pendidikan swasta tentunya berbeda dengan sekolah negeri, jika kenyataannya sekolah swasta melakukan BDR akan menjadi permasalahan dan akan kehilangan peserta didik dalam Penerimaan Peserta Didik Baru. Dengan PTM melakukan Pembelajaran dengan menggunakan protokol kesehatan yang sangat ketat demi terciptanya pembelajaran guna menjaring minat peserta didik baru.

Sedangkan sekolah negeri yang menggunakan pembelajaran BDR dengan pembekalan yang sudah dilakukan dengan mengikuti webinar pendidikan harus menguras tenaga dan pikirannya untuk berinovasi dalam pembelajaran dengan sarana gawai atau handphone android yang dimiliki oleh orang tua untuk digunakan peserta didik dengan kepemilikan nomor handphone orang tua.

Program pemberian kartu handphone gratis dan quota gratis, semua satuan pendidikan melakukan inovasi pembelajaran dan bukan saat pembelajaran saja melainkan saat penerimaan peserta didik baru dengan menggunakan media online seperti google formulir bagi sekolah lanjutan, sedangkan sekolah dasar masih berpariasi dengan menggunakan formulir dan juga ada yang menggunakan google formulir ataupun isian pada google classroom.

Melalui kepemilikan handphone pembelajaran tatap muka terbatas ini dilaksanakan dengan blended learning sebab masih terbatasnya alokasi waktu untuk pembelajaran 3 jam 3 hari dalam 1 minggu dengan system shifting atau bergantian bagi sekolah yang peserta didiknya lebih dari 30 orang, sedangkan yang dibawah 30 orang jumlah peserta didiknya langsung melaksanakan pembelajaran sampai dengan maksimal jam 10.00 WIB

Dalam PTMT ini untuk menjawab pertanyaan orang tua dari peserta didik yang menginginkan pembelajaran tatap muka dengan tetap mematuhi protocol Kesehatan (Prokes) : memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak baik dalam kursi duduk belajar ataupun dalam lingkungan sekolah, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Melalui program pemerintah dengan  vaksinasi 1 dan vaksinasi 2 yang diwajibkan bagi tenaga pendidik dan kependidikan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan harapan semua guru mendapatkan vaksin terkecuali yang sedang sakit, ataupumn memiliki penyakit sehingga tidak bisa divaksin.

           

Sebagai penutup, semoga masa pandemi covid-19 ini bisa dilalui dengan baik dan penuh waspada dengan merambahnya kembali wabah coronavirus disease (covid-19) setelah trend positif angka sembuh semakin meningkat dan program vaksinasi berjalan dengan optimal yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dengan prinsip yang melekat bergerak dengan hati mari kita pulihkan pendidikan supaya tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal, adaptif diera digital dan globalisasi menuju era digital 4.0., salam literasi, salam guru Indonesia, bergerak dengan hati pulihkan pendidikan.

 

Daftar Pustaka :

Sutrisno. 2007. E-Learning di Sekolah dan KTSP. Availabel online form https://blog-nyamerda.blogspot.com/2009/05/e-learning-di-sekolah-dan-ktsp.html

Adi Arwadi.dkk. 2021. Suka Duka BDR. Kumpulan Kisah Para Pendidik Indramayu              Di Masa Pandemi Covid-19 : Kolider

Komentar